Mega berarak terbawa angin. Mendung tebal masih bergelayut di langit SMPN 3 Tanjung. Mentari seperti enggan beranjak dari peraduannya. Ranting-ranting palm basah, sisa air hujan semalam berderai pelan menuju ujung dedaunan.
Aktivitas pagi para siswa mulai menggeliat. Jam pertama Jumat
pagi diawali dengan Imtaq Rutin. Imtaq kali ini menempati selasar depan ruang
guru dan Tata Usaha pasalnya tempat imtaq biasa di halaman depan sekolah
digenangi air. Para siswa duduk berdesakan di selasar. Siswa berada di sebelah
utara persis depan ruang TU. Sedangkan yang putri duduk di depan ruang guru. Pembina Imtaq
mengambil tempat strategis. Duduk disisi kanan pintu ruang TU berdekatan dengan
Lobi.
Acara pertama dimulai. Seperti biasa ngaji bareng membaca
surat yasin. Lantunan ayat suci meresap memenuhi relung hati ,menambah suasana semakin sejuk. Para siswa
membaca surat yasin dengan suara lirih dan syahdu. Walau belum tentu faham makna
ayat suci, namun janji pahala itu pasti. Bacaan Alquran mengambil surat yasin
sebagai pilihan karena siswa sangat akrab dengan surat ini biasanya dibaca pada
malam jumat atau hajatan.
Lima belas menit Yasinan usai. Acara dilanjutkan dengan
tausyiah. Ngopi pagi. Ngobrol perkara Iman. Tausyiah diisi Mujitahid, S.Ag. Dalam
ceramahnya pria tambun asal Pemenang ini
mengajak para siswa untuk meningkatkan ibadah kepada Allah SWT di tengah
bencana yang melanda tanah air akhir-akhir ini.
“Kita selalu diuji oleh Allah dengan bencana alam seperti
gempa bumi, tanah longsor, banjir, banjir rob, angin kencang dan kebakaran, itu semua ujian dari
Allah. Tinggal kita menyikapi dengan banyak berdoa mendekatkan diri kepada Allah
dan kita diberikan keselamatan“, ujarnya. “Hiasilah rumah-rumah kita dengan bacaan Quran. Jangan
jadikan rumah seperti kuburan karena tidak baca quran. Bentengilah rumah kita
dengan bacaan quran, zikir dan doa. Insya Allah kita selamat”, tegasnya.
Terkait dengan pembinaan sikap siswa, Alumni IAIN Mataram ini
mengingatkan siswa untuk selalu taat pada Allah, berbakti kepada orang tua dan
hormati guru. ”Jangan kalian khianati orang tua. Belajarlah dengan rajin, tidak
bolos. Orang tua kita sangat lelah dan payah mencari nafkah untuk kita. Bukan
hanya saat ini. Ketika kita dewasa orang tua kita susah untuk persiapkan
pernikahan. Balaslah budi orang tua dengan senantiasa mendoakannya dan bantulah
ia bekerja “, tandasnya.
Selanjutnya Ia mengingatkan bahwa Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum bila kaum itu tidak mau berubah. ”Mari berubah menuju lebih baik, selagi masih diberi waktu”, pungkasnya mengakhiri kultum.
Selanjutnya Ia mengingatkan bahwa Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum bila kaum itu tidak mau berubah. ”Mari berubah menuju lebih baik, selagi masih diberi waktu”, pungkasnya mengakhiri kultum.
0 comments:
Post a Comment